Implementasi Compliance Theory: Amitai Etzioni

Permata Egi Khoirunnisa (20107020034)



Sosiolog kelahiran Jerman, Amitai Etzioni, lahir di Werner Falk pada 4 Januari 1929. Ia merupakan keturunan Israel Yahudi dan Amerika yang terkenal melalui karyanya terkait sosial ekonomi dan komunitarianisme. Dia adalah pendiri gerakan komunitarian di awal 1990-an dan mendirikan Jaringan Komunitarian untuk menyebarkan ide-ide gerakan. Tulisan-tulisannya menekankan pentingnya bagi semua masyarakat untuk memiliki keseimbangan yang dibuat dengan hati-hati antara hak dan tanggung jawab dan antara otonomi dan ketertiban. Pada tahun 2001, Etzioni dinobatkan sebagai salah satu dari 100 intelektual Amerika teratas, yang diukur dengan kutipan akademik, dalam buku Richard Posner, Intellectuals Publik: A Study of Decline. Etzioni saat ini adalah Direktur Institute for Communitarian Policy Studies di George Washington University. Masa muda Etzioni berada di Palmach, bersama dengan kelompok-kelompok Yahudi bawah tanah, terutama milisi Irgun dan Lehi, dan pada tingkat lebih rendah Palmach, melakukan kampanye kekerasan terhadap otoritas Inggris untuk memaksa mereka mengizinkan lebih banyak imigrasi Yahudi ke Palestina dan meninggalkan negara itu, untuk mendirikan negara Yahudi. Etzioni berpartisipasi dalam operasi Palmach untuk meledakkan stasiun radar Inggris di dekat Haifa yang digunakan untuk melacak kapal yang membawa imigran Yahudi ilegal yang mencoba memasuki Palestina.

Dalam buku yang berjudul A Comprehensive Analysis of Complex Organizations (1975) karya Amitai Etzioni, menjelaskan bagaimana teori-teori perilaku organisasi yang ada. Salah satu teori yang menarik perhatian saya dalam buku ini adalah Compliance Theory. Hal yang memicu ketertarikan saya pada Compliance Theory oleh karena relevansi teori yang mengaitkan kepatuhan seseorang atau anggota yang disebabkan kekuasaan organisasi. Berdasarkan buku karya Amitai Etzioni dan beberapa jurnal referensi lainnya., Compliance Theory merupakan bentuk klasifikasi organisasi berdasarkan jenis kekuasaan yang mereka gunakan untuk mengarahkan perilaku anggota yang dimilikinya. Compliance Theory mengidentifikasi tiga jenis kekuasaan organisasi: koersif, utilitarian, dan normatif, dan menghubungkannya dengan tiga jenis keterlibatan: alienatif, kalkulatif, dan moral.

Compliance Theory dapat terimplementasikan dalam kehidupan sosial yang bersinggungan dengan keadaan sebuah organisasi, salah satunya sekolah. Sekolah merupakan sebuah kehiatan yang menjadi kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI) untuk mengikutinya minimal 12 tahun, dan merupakan implikasi dari jenis kekuasaan organisasi yaitu koersif. Di jenis utilitarian, sekolah menjanjikan mendapatkan imbalan balik berupa ilmu yang berguna di masa depan, sedangkan jenis kekuasaan normatif yang dimiliki sekolah adalah nilai-nilai kebangsaan yang kerap disebutkan ketika upacara maupun Pendidikan Kewarganegaraan bahwa sekolah dapat menjadi kontribusi bagi masa depan bangsa yang lebih baik.


Referensi:

Etzioni, A. (1975). A comprehensive analysis of complex organizations (rev. ed.). New York, NY: Free Press.

Fricke, Peter & Etzioni, Amitai. (1962). A Comparative Analysis of Complex Organization. Political Science Quarterly. 91. 341. 10.2307/2148419.

https://www.researchgate.net/publication/270327005_A_Comparative_Analysis_of_Complex_O rganization/citation/download

Lunnenburg, F.C. (2012). Compliance Theory and Organizational Effectiveness. International Journal of Scholarly Academic Intellectual Diversity Vol. 14(1).

https://www.exeter.ac.uk/codebox/exeterevents/download.php?id=556 People Pill.

German-Israeli Immigrant to the United States, Sociologist and Political Theorist of Communitarianism. https://peoplepill.com/people/amitai-etzioni                                                                                                                                                                                               

Komentar

Postingan Populer