Sudut Pandang Realitas Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman


Permata Egi Khoirunnisa (20107020034)



Peter Ludwig Berger (atau yang biasa dikenal dengan Peter L. Berger) dan Thomas Luckman merupakan dua orang sosiolog yang menjadi cikal bakal lahirya teori konstruksi sosial yang kita kenal saat ini. Peter L. Berger lahir pada 17 Maret 1929 di Wina Austria, dan tutup usai pada 27 Juli 2017 di Brookline, Massachusetts, Amerika serikat. Beliau dikenal sebagai sosiolog yang banyak menyumbangkan pemikirannya dalam bidang sosiologi pengetahuan, sosiologi agama, penelitian tentang modernisasi dan komtribusi teoritis pada teori kemasyarakatan. Semasa hidupnya, Berger telah menulis banyak sekali buku yang seperti Invitation to Sociology, Adventures of An Accidental Sociologist, The Homeless Mind, dan salah satunya yang paling dikenal adalah yang ditulis bersama dengan rekannya, Thomas Luckman. Thomas Luckman merupakan seorang sosiolog asal Slovenia yang banyak memberikan kontribusi dalam kajian sosiologi komunikasi, sosiologi pengetahuan, sosiologi agama, dan filsafat ilmu. Dirinya lahir pada tanggal 14 Oktober 1928 di kota Jesenice, Slovenia, dan meninggal dunia pada 10 Mei 2016 di Austria.

Teori konstruksi sosial yang dituangkan Berger dan Luckman dalam buku The Social Construction of Reality berisi penjelasan mengenai bagaimana sosiologi memerankan dirinya pada lingkungan masyarakat secara sosial. Buku ini banyak menjelaskan tentang bagaimana konstruksi realitas sosial dapat dikatakan sebagai gerakan pemikiran di masyarakat. Secara ringkas, teori ini didefinisikan sebgai suatu proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu (atau kelompok individu) secara terus menerus menciptakan suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif – realitas sosial diciptakan oleh individu yang adalah manusia bebas. Buku ini juga menjelaskan mengenai asal muasal konstruksi sosial yaitu dimulai dari gagasan konstruktif kognitif yang tidak asing lagi pada aliran filsafat, sejak zaman Socrates dan Plato, yang kemudian disempurnakan atau di”konkret”kan oleh Aristoteles, melalui pengenalan istilah informasi, relasi, indicidu, substansi, materi, esensi, dan lain sebagainya.

Berdasarkan jurnal ilmiah berjudul “Memahami Teori Konstruksi Sosial” yang ditulis oleh I. B. Putera Manuba, teori konstruksi sosial (social construction) yang dikemukakan oleh Berger dan Luckman merupakan teori sosiologi kontemporer yang pijakan utamanya berada pada sosiologi pengetahuan, dimana terdapat pemahaman bahwa kenyataan dibangun secara sosial, kenyataan dan pengetahuan. Dari buku yang ditulis oleh Berger dan Luckman tersebut, diberi pengertian bahwa kenyataan merupakan suatu kualitas yang terdapat dalam fenomena-fenomena yang memiliki keberadaannya sendiri, tanpa campur tangan dari kehendak manusia. Sedangkan pengetahuan merupakan kepastian bahwa fenomena-fenomena tersebut adalah nyata dan memiliki karakteristik yang spesifik. Dalam teori ini juga disebutkan bahwa masyarakat disini berperan sebagai kenyataan yang ojektif, sekaligus subjektif. Sebagai kenyataan objektif, individu berada di luar diri manusia dan saling berhadapan, yang terjadi melalui pelembagaan (institusionalisasi) dan legitimasi. Sedangkan sebagai kenyataan subjektif, individu berada di dalam masyarakat sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan.

Tahap konstruksi realitas terdiri dari beberapa, yaitu eksternalisasi (proses munculnya ide), objektifikasi (ide yang muncul dipersepsikan menjadi kenyataan), dan internalisasi (ide awal yang telah mengalami proses objektifikasi dan dianggap sebagai kenyataan kemudian dipahami sebagai pegetahuan). Contoh sederhana dari realitas sosial misalnya adalah lingkungan keluarga. Manusia menciptakan persepsi, dimana sebuah keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak yang memiliki perannya masing-masing dan bersifat saklak, seperti ayah sebagai pencari nafakh, ibu sebagai pengurus rumah tangga, dan anak-anak harus tunduk kepada orang tua. Anak yang baru lahir awalnya tidak mengetahui diri mereka, tidak mengetahui keluarga mereka, namun seiring berjalannya waktu, mereka akan belajar dan menganggap bahwa ayah dan ibu mereka adalah keluarganya. Hal ini dapat terjadi karena persepsi bentuk keluarga tersebut sudah melekat di kehidupan sosial dan telah diterima sebagai suatu realitas.

 

Referensi

Berger, L. P. (1979). The Social Construction of Reality. New York: Penguin Books.

Luzar, L. C. (2015, Mei 18). Teori Konstruksi Realitas Sosial. Retrieved from Binus University School of Design: dkv.binus.ac.id

Manuaba, I. B. (2008). Memahami Teori Konstruksi Sosial. In Masyarakat Kebudayaan dan Politik (pp. 221-230). Surabaya: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.

 

 

Komentar

Postingan Populer